Selasa, 17 Mei 2011

MAKALAH MANAJEMEN PERKANTORAN

Pengertian Manajer
            Dalam pengertian manajemen dapat dideskripsikan sebagai seni dan ilmu dalam perencanaan, pengorganisasian, pengarahan, pemotivasian, dan pengendalian terhadap orang dan mekanisme kerja untuk mencapai tujuan. Berdasarkan definisi tersebut berarti “Manajer adalah seorang yang bertindak sebagai perencana, pengorganisasi, pengarah, pemotivasi, serta pengendali orang dan mekanisme kerja untuk mencapai tujuan.” (Siswanto, 2005:13)
2.2.2    Peran Manajer
            Pada akhir tahun 1960-an, Henry Mintzberg melakukan penelitian seksama terhadap lima orang eksekutif untuk menentukan tugas mereka. Berdasarkan observasinya, Mintzberg menyimpulkan bahwa manajer melakukan sepuluh peran atau rangkaian perilaku yang berbeda dan saling berkaitan erat.         Stephen P. Robbins dalam bukunya “Perilaku Organisasi” menjelaskan bahwa kesepuluh peran ini bisa dikelompokkan sebagai berikut :
            “1.     Peran Antarpersonal
                     Semua manajer diharuskan melakukan tugas-tugas terkait seremonial dan bersifat simbolis. Sebagai contoh, ketika rektor perguruan tinggi memberikan ijazah sarjana pada acara wisuda, ia berperan sebagai tokoh utama (figurehead). Semua manajer memiliki peran kepemimpinan.
            2.       Peran Informasional
                     Semua manajer, sampai pada tingkat tertentu, mengumpulkan informasi dari organisasi-organisasi dan institusi luar. Biasanya mereka mendapatkan informasi dengan membaca majalah dan berkomunikasi dengan individu lain untuk mempelajari perubahan selera masyarakat, apa yang mungkin direncanakan oleh para pesaing dan semacamnya. Mintzberg menyebut hal ini sebagai pemantau.


            3.       Peran Pengambilan Keputusan
                     Dalam peran ini, manajer harus bertindak dalam empat peran yang bertalian dengan pengambilan keputusan yang dapat diambil oleh manajer. Peran manajer yang dimaksud adalah peran wirausaha, peran pereda gangguan, peran pengalokasian sumber daya, dan peran prundingan.” (Robbins, 2008:7-8)

2.2.3    Keterampilan Manajer
            2.2.3.1   Keterampilan Teknis (technical skill)
                          Paul Hersey dan Kenneth H. Blanchard (1980:67) yang dikutip oleh Siswanto yaitu :
                                    “Kemampuan untuk menggunakan pengetahuan,      metode, prosedur, teknik, dan akal yang diperlukan     untuk   melaksanakan tugas spesifik yang diperoleh lewat     pengalaman, pendidikan, dan pelatihan. Manajer          membutuhkan keterampilan teknis yang cukup untuk           menjalankan alat (mekanik) dari suatu pekerjaan tertentu      yang menjadi tanggung jawabnya.” (Siswanto, 2005:20)

            2.2.3.2   Keterampilan Manusiawi (human skill)
                          Stephen P. Robbins menjelaskan bahwa keterampilan manusiawi yaitu :
                                    “Kemampuan untuk bekerja sama, memahami, dan memotivasi individu lain, baik secara individual maupun dalam kelompok, mendefinisikan keahlian personal (human skill). Banyak individu cakap secara teknis, tetapi tidak cakap secara antarpersonal. Mereka mungkin merupakan pendengar yang buruk, tidak mampu memahami kebutuhan individu lain, atau mempunyai kesulitan dalam menangani konflik. Karena manajer menyelesaikan segala urusan melalui individu lain, mereka harus memiliki keahlian personal yang baik untuk berkomunikasi, memotivasi, dan mendelegasikan. (Robbins, 2008:9)

            2.2.3.3   Keterampilan Konseptual (conseptual skill)
                                    “Yaitu kemampuan memahami kompleksitas keseluruhan organisasi tempat seseorang beradaptasi dalam operasi. Pengetahuan tersebut membenarkan seseorang untuk bertindak sesuai dengan tujuan organisasi, daripada hanya dijadikan dasar tujuan umum dan kebutuhan kelompok yang mendesak. Manajer memerlukan keterampilan konseptual yang cukup untuk mengenali bagaimana berbagai macam faktor pada suatu kondisi tertentuberkaitan satu sama lain. Dengan demikian, tindakan yang diambilnya akan ditujukan untuk kepentingan organisasi secara keseluruhan.” (Siswanto, 2005:20)

2.2.4    Macam-macam Manajer
            Pada umumnya manajer memiliki tanggung jawab yang sama, yaitu melakukan perencanaan, pengorganisasian, pengarahan, pengendalian, serta penyusunan staf namun dari sisi tingkat atau level manajemen dapat dibagi menjadi tiga / 3 macam, yakni :
1. Manajer Puncak / Top Manager
            Tanggung jawab dari manajer puncak adalah keseluruhan kinerja dan keefektifan dari suatu perusahaan. Manajer tingkat puncak membuat kebijakan, keputusan dan strategi yang berlaku secara umum pada suatu perusahaan. Manajer puncak juga yang melakukan hubungan dengan perusahaan lain dan pemerintah.
2. Manajer Menegah / Middle Manager
            Manajer tingkat menengah berada di antara manajer puncak dan manajer lini pertama. Manajer ini bertugas mengimplementasikan strategi, kebijakan serta keputusan yang diambil oleh manajer tingkat atas atau puncak.
3. Manajer Lini Pertama / First-Line Manager
            Manajer tingkat bawah ini kebanyakan melakukan pengawasan atau supervisi para karyawan dan memastikan strategi, kebijakan dan keputusan yang telah diambil oleh manajer puncak dan menengah telah dijalankan dengan baik. Manajer lini pertama juga memiliki andil dan turut serta dalam proses pengimplementasian strategi yang telah ditetapkan.
2.2.5    Aktivitas Manajerial
            Berdasarkan penelitian yang dilakukan oleh Luthan bahwa para manajer terlibat dalam empat aktivitas manajerial :
1.      Manajemen tradisional. Membuat keputusan, merencanakan, dan mengendalikan
2.      Komunikasi. Bertukar informasi dan memproses pekerjaan tulis-menulis.
3.      Manajemen sumber daya manusia. Memotivasi, mendisiplinkan, menangani konflik, menyusun kepegawaian, dan melatih.
4.      Pembangunan jaringan. Bersosialiasi, terllibat dalam aktivitas politik, dan berinteraksi dengan individu-individu luar

2.3       Efektivitas
2.3.1    Pengertian Efektivitas
            Menurut The Liang Gie dikutip oleh Mangkunegara (2005:29) :
“Efektivitas adalah suatu keadaan yang mengandung pengertian mengenai terjadinya sesuatu efek atau akibat yang dikehendaki kalau seseorang melakukan suatu perbuatan dengan maksud tertentu yang memang dikehendakinya maka orang itu dikatakan efektif kalau menimbulkan akibat atau mempunyai maksud sebagaimana yang dikehendaki.”

Selanjutnya menurut (H.Emerson, 1983:16), “efektivitas adalah pengukuran dalam arti tercapainya sasaran atau tujuan yang telah dicapai sesuai dalam rencana pada waktu yang telah ditentukan sebelumnya adalah efektivitas.”
2.3.2    Efektivitas Kerja
Sondang P. Siagian (1982:171) mengungkapkan :
“apabila seseorang berbicara tentang efektivitas sebagai orientasi kerja berarti apa yang menjadi sasaran yang telah ditentukan dapat dicapai tepat pada waktunya yang sudah dialokasikan untuk berbagai kegiatan. Artinya jumlah dan jenis sumber-sumber itulah maka hasil-hasil tertentu harus dicapai dalam waktu yang telah ditetapkan.

Jadi efektivitas kerja pada dasarnya adalah ketepatan dalam pelaksanaan dan penyelesaian tugas-tugas menurut waktu yang telah ditetapkan sebelumnya. Dengan demikian ukuran efektivitas dalam suatu organisasi bukan ukuran kuantitaf.
            2.3.2.1
Faktor-faktor Yang Mempengaruhi Efektivitas Kerja
                        Ada empat faktor yang mempengaruhi efektivitas kerja, seperti       yang dikemukakan oleh Richard M. Steers (1980:9), yaitu:
1. Karakteristik Organisasi
Karakteristik organisasi terdiri dari struktur dan tehnologi organisasi yang dapat mempengaruhi segi-segi tertentu dari efektivitas dengan berbagai cara. Yang dimaksud struktur adalah hubungan yang relatif tepat sifatnya, seperti dijumpai dalam organisasi, sehubungan dengan susunan sumber daya manusia struktur meliputi bagaimana cara organisasi menyusun orang-orangnya dalam menyelesaikan pekerjaan, sedangkan yang dimaksud tehnologi adalah mekanisme suatu organisasi umtuk mengubah masukan mentah menjadi keluaran.
2. Karakteristik Lingkungan
Lingkungan luar dan lingkungan dalam juga telah dinyatakan berpengaruh atas efektivitas, keberhasilan hubungan organisasi lingkungan tampaknya amat tergantung pada tingkat variabel kunci yaitu tingkat keterdugaan keadaan lingkungan, ketepatan persepsi atas keadaan lingkungan,tingkat rasionalisme organisasi. Ketiga faktor ini mempengaruhi ketepatan tanggapan organisasi terhadap perubahan lingkungan.


3. Karakteristik Pekerja
Pada kenyataannya para anggota organisasi merupakan faktor pengaruh yang paling penting karena perilaku merekalah yang dalam jangka panjang akan memperlancar atau merintangi tercapainya tujuan organisasi. Pekerja merupakan sumber daya yang langsung berhubungan dengan pengelolaan semua sumber daya yang ada di dalam organisasi, oleh sebab itu perilaku pekerja sangat berpengaruh terhadap pencapaian tujuan organisasi.
Pekerja merupakan modal utama di dalam organisasi yang akan berpengaruh besar terhadap efektivitas, karena walaupun tehnologi yang digunakan merupakan tehnologi yang canggih dan didukung oleh adanya struktur yang baik, namun tanpa adanya pekerja maka semua itu tidak ada gunanya.
4. Karakteristik Kebijaksanaan dan Praktek Manajemen
Dengan makin rumitnya proses teknologi dan perkembangannya lingkungan maka peranan manajemen dalam mengkoordinasi orang dan proses demi keberhasilan organisasi semakin sulit.

            2.3.2.2 Alat Ukur Efektivitas Kerja
                                    Untuk mengukur efektivitas kerja dapat dilihat melalui beberapa indikator yang dikemukakan oleh Sondang P. Siagian, yaitu :
1.      Ketepatan waktu dalam penyelesaian pekerjaan
2.      Adanya inisiatif dalam menyelesaikan pekerjaan
3.      Usaha untuk menuntaskan pekerjaan
4.      Tingkat kesalahan dalam menyelesaikan pekerjaan

Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan tentang Pengaruh gaya Kepemimpinan Manajer terhadap Efektivitas Kerja Pegawai Pada Bagian Kredit Bank BTN Cabang Ujungberung Bandung, dapat diambil kesimpulan sebagai berikut :
1. Tipe Gaya Kepemimpinan Manajer Pada Bagian Kredit Bank BTN Cabang Ujung Berung Bandung, Berdasarkan hasil wawancara dan penyebaran angket pada Bagian Kredit Bank BTN Cabang Ujung Berung Bandung, diketahui bahwa Gaya Kepemimpinan Manajer Pada Bagian Berdasarkan hasil wawancara dan penyebaran angket pada Bagian Kredit Bank BTN Cabang Ujung Berung Bandung, diketahui bahwa adalah Demokratis.
2. Efektivitas Kerja Pegawai pada Bagian Kredit Bank BTN Cabang Ujung Berung Bandung, diuji melalui 4 (empat) dimensi yaitu ketepatan waktu dalam penyelesaian pekerjaan, adanya inisiatif dalam menyelesaikan pekerjaan, usaha untuk menuntaskan pekerjaan, tingkat kesalahan dalam menyelesaikan pekerjaan. Dapat diketahui bahwa yang diperoleh berdasarkan hasil angket, berada pada kategori “Baik”.
3. Pengaruh Gaya Kepemimpinan Manajer Terhadap Efektivitas Kerja Pegawai Pada Bagian Kredit Bank BTN Cabang Ujung Berung Bandung. Dari hasil jawaban angket yang disebar mengenai  Pengaruh Gaya Kepemimpinan Manajer Terhadap Efektivitas Kerja Pegawai Pada Bagian Kredit Bank BTN Cabang Ujung Berung Bandung, dapat diketahui dengan gaya kepemimpinan manajer yang Demokratis dapat mempengaruhi efektivitas kerja para pegawai. Artinya dengan gaya kepemimpinan demokratis yang telah dijalankan dapat menunjukan hasil yang optimal dalam mempengaruhi efektivitas kerja pegawai.

Andri Fachrudin                                 170111100045
1. Iqbal Rudiansyah                            170111100003
2. Ghandi                                            170111100004
3. Atu Uswatun hasanah                     170111100015
4. Lola Novita                                     170111100016
5. Fajar Fidyawan                               170111100046
6. Imam Farizal Faturohman               170111100047

Tidak ada komentar:

Posting Komentar